Pemberlakukan tatanan kehidupan era baru atau new normal di Provinsi Bali disambut hangat oleh para pelaku pariwisata. Sebab dibukanya Kembali objek wisata bagi pengunjung merupakan sebuah langkah reinkarnasi (kebangkitan Kembali) pariwisata Bali yang cukup tersohor di seantero dunia itu.

Seperti yang disampaikan CEO Toya Devasya Hot Spring Water Park, Putu Astiti Saraswati. “Sangat bagus bagi pariwisata karena setelah di-lockdown selama empat bulan, sekarang dibuka lagi, karena semua aktivitas bisa berjalan kembali sehingga mulai ada kehidupan lagi,” papar Putu Astiti Saraswati yang akrab disapa Bu Ayu kepada media ini di Toya Devasya Hot Spring Water Park, Desa Toyabungkah, Batur, Bangkli, Jumat (10/7/2020) petang.

Menurut Bu Ayu, strategi Pemprov Bali yang membuka Bali terutama dunia pariwisata Bali secara bertahap tergolong langkah cerdas dan cukup bagus. Karena, kata dia, dengan cara itu masyarakat dan kalangan pariwisata di Bali diberi waktu untuk menyiapkan segala sesuatu menyongsong dibukanya kembali pariwisata Bali untuk turis mancanegara pada tanggal 11 September 2020 mendatang.

“Cukup bagus. Karena perlu dipersiapkan setelah di-lockdown selama empat bulan. Sekarang dibuka untuk lokal Bali, kemudian tanggal 31 Juli nanti dibuka untuk lokal nasional atau domestik, dan 11 September buka untuk tamu mancanegara, ini langkah yang tepat. Dalam jangka waktu ini kita lakukan persiapan sehingga pada 11 September nanti kita sudah bener-bener siap,” jelas wanita pengusaha pariwisata jebolan Monash University, Melbourne – Australia itu.

Kata dia, COVID-19 tidak boleh dimusuhi tetapi diajak bersahabat. Kalau dimusuhi maka aktivitas ekonomi tidak akan berjalan dan dunia pariwisata Bali akan lumpuh. Caranya? “Tetap mengutamakan protokol kesehatan COVID-19. Kita tidak boleh memusuhi COVID-19 kita tetap bersahabat dengan COVID-19 dengan menerapkan pola-pola hidup sehat, tetap ingat pada protokol kesehatan,” jawab mantan Ketua BPC HIPMI Kabupaten Bangli itu.

Menjawab pertanyaan media ini terkait jenis produk parwisata Bali yang layak dijual kepada turis di tengah himpitan wabah COVID-19, Bu Ayu menjelaskan bahwa materi jualan pariwisata Bali tidak tergeser dari dua produk utama yang dijadikan andalan Bali selama ini yakni seni-budaya dan keindahan alam Bali.

“Tetap yang kita jual adalah keindahan alam Bali. Setiap kabupaten di Bali semua memiliki alam yang indah, semua kabupaten di Bali menyuguhkan keindahan panorama yang luar biasa indahnya,” ujar Ketua Pengcab PASI Kabupaten Bangli itu.

Ia berharap, pemerintah dan pengusaha pariwisata selalu menjalin kolaborasi dan sinergitas kerja dalam membangun kembali atau membangkitkan kembali pariwisata Bali. Terutama, di aspek promosi pariwisata, Bu Ayu berharap agar pelaku pariwisata dan pemerintah berjalan sama-sama melakukan promosi sehingga hasilnya lebih efektif dan maksimal.

“Kami berharap antara pemerintah dan pelaku pariwisata bersinergis dalam melakukan promosi. Saling koordinasi dan kerja sama sehingga tidak ada kesan jalan sendiri-sendiri. Pariwisata bukan hanya milik kalangan pariwisata tetapi juga milik pemerintah, karena dari pariwisata pemerintah mendapatkan juga PAD,” ujar Bu Ayu.

Leave A Comment

Recommended Posts